Oleh Cahya
Itulah arti persahabatan diantara mereka.
SUSAH SENANG SELALU BERSAMA.
Cahya |
Fani adalah sahabat Eca. Mereka berteman semenjak duduk di bangku Taman Kanak Kanak. Keduanya selalu
bersama di saat senang maupun sedih. Berbagai macam kejadian mereka jalani
bersama.
Dua remaja cantik itu saling menyayangi dan membantu, jika salah satu di antara mereka ada masalah.
Fani tidak pernah bosan menjadi sahabat Eca, begitu pula sebaliknya. Bahkan mereka lebih mengutamakan kepentingan
sahabatnya dari pada kepentingan pribadi sendiri. Intinya mereka saling memberi
perhatian yang lebih satu sama lain.
Pernah pada mereka hampir berpisah. Saat itu Fani dan Eca mendaftar untuk
masuk SMA favorit. Keduanya memilih SMA
yang sama.
“Fan, kita harus masuk SMA favorit,”
kata Eca.
“Iya, tapi kita harus masuk SMA yang
sama, ’’ ujar Fani.
‘’Iya Fan, aku juga nggak mau kita
pisah,” kata Eca menimpali.
“Masalahnya nanti kalo misalnya salah satu dari kita nggak keterima,
gimana coba?’’ tutur Fani penuh tanda
tanya.
‘’Oh ya? Terus gimana dong, “ kata Eca lagi.
“Emangnya, kamu pengin masuk SMA mana sih Ca?” tanya Fani kepada Eca.
“Aku masih bingung Fan, kamu penginnya masuk SMA mana?” Eca kembali balik
tanya.
“Kata ibuku aku harus di SMA yang jauh, biar aku bisa mandiri,” kata Fani.
“Iya Fan aku setuju. Aku juga pengin di SMA yang jauh biar mandiri, “ ujar
Eca mengiyakan.
Akhirnya mereka berdua mendaftar di SMA favorit di kota kembang Bandung, namun
sayangnya Eca tidak keterima.
‘’Fan, gimana dong, masa kita berpisah sih,’’ Ujar Eca dengan terharu.
“ Iya iya, Ca...Tapi gimana lagi. Aku juga nggak mau pisah sama kamu,”
tutur Fani dengan uraian air mata.
“Masa sih, aku harus nyogok,’’ kata Eca
kebingungan.
‘’Eh.. eh... jangan Ca. Masak nyogok sih, kan nggak boleh. Oh iya, apa aku nggak usah ambil aja ya Ca, nanti kita
daftar di SMA lain, “ ujar Fani.
‘’Jangan Fan, sayang itu kan SMA favorit,’’ kata Eca dengan sedih.
“ Terus gimana dong, kamu mau pisah sama aku?’’ tanya Fani.
‘’Ya nggak sih’’ kata Eca penuh harap.
‘’Ya udah, entar aku bilang ke ibuku suruh nggak usah di ambil aja, okey?’’
kata Fani.
‘’iya deh okeh, ’’ Eca menjawab
dengan berat hati.
Mereka berdua pun kembali tersenyum.
Ketika sampai di rumah, Fani langsung berbicara kepada ibunya,
‘’Bu, aku daftar sekolah lagi aja
ya? SMA yang di Bandung nggak usah diambil gimana?’’ tanya Fani kepada ibunya
penuh harap.
“Emangnya kenapa? Di SMA yang Bandung kan paling bagus,’’ jawab ibunya
penuh keheranan.
“Iya bu, emang bagus, tapi
masalahnya Eca, sahabat dekatku nggak
keterima. Masak aku nggak bareng lagi sama Eca,’’ kata Fani meyakinkan.
‘’Eca.. Eca kamu yang keterima. Kamu itu harusnya bersyukur diterima di SMA
favorit. Sayang banget kalau nggak diambil,’’ kata ibu.
‘’Ayolah bu, plisssss, sekali ini
aja ya bu?’’ kata Fani memohon.
‘’Enggak, pokoknya harus diambil
titik,’’ Kata ibu menolaknya dengan tegas.
“Bu, Eca itu kan sahabatku sejak TK.
Kami selalu bersama. Masak ibu tega sih misahin aku sama Eca,’’ kata Fani.
‘’Iya... Eca emang teman kamu dari
TK, ibu juga sudah tahu. Tapi ingat, teman ya teman sekolah ya sekolah, nanti
kalo daftar di sekolah lain kamu yang nggak diterima, gimana coba?’’ kata ibu.
Tiba-tiba, HP Fani berbunyi. Ternyata Eca yang menelfon Fani.
‘’Halo...Fan, gimana?’’ kata Eca penasaran.
‘’Yah, nggak boleh Ca sama ibuku. Katanya sayang kalau sampai aku nggak
ambil peluang ini, ’’ ungkap Fani penuh kecewa.
‘’Ya, terus gimana lagi Fan? Ya sudahlah Fan, aku pasrah saja, lagian juga nanti kalao kita
jauh bisa telfonan juga kan?’’ ujar Eca.
‘’Enggak, pokoknya aku nggak mau
pisah sama kamu Ca. Kamu tuh baiiiiiiiik banget sama aku, “ ungkap Fani memelas.
‘’Yah Fan, emang udah takdirnya kita kali, nggak bisa kaya dulu lagi. Udahlah
Fan, pasrah aja,’’ tutur Eca sambil
menyeka mukanya yang basah air mata.
‘’Ya udah deh, entar aku pikirin
lagi, udah dulu ya Ca!’’ kata Fani sambil mau menutup telponnya.
‘’iya Fan’’ jawab Eca di ujung telpon.
Rupanya Fani tidak putus asa. Saat lagi makan malak dengan ibunnya, dia
kembali merajuk bahkan sedikit memaksa kepada ibunya.
‘’Bu, boleh ya bu?’’ kata Fani sambil meringik.
‘’Nggak... Sekali nggak ya nggak.
Ini demi masa depanmu, ’’ kata ibunya.
‘’Ya udah kalo gitu, aku nggak mau melanjutkan
sekolah aja. Aku mau di rumah aja, “ ujar Fani sambil ngambek.
“Eh kok gitu, kamu harus melanjutkan dong, “ kata ibunya.
‘’Terserah ibu, aku daftar di sekolah lain, atau aku nggak melanjutin lagi,
“ tambah Fani meyakinkan ibunya.
‘’Ya udah deh kamu boleh daftar di sekolah lain, tapi ingat kalo nggak diterima, kamu harus ambil yang di Bandung, “ kata
ibunya.
‘’ Yeeeeeeeeee, alhamdulillah. Makasih banget ya bu, “ kata Fani dengan penuh
girang.
Akhirnya Fani dan Eca daftar di SMA lain dan mereka berdua diterima. Mereka senang sekali
karena bisa tetap bersama.